Salah satu destinasi wisata bersejarah terkenal dengan kuil terbesarnya yang dibangun pada zaman Mesir kuno, Sejarah Karnak Temple terletak di Luxor Mesir.
Karnak sendiri tidak hanya memiliki satu kuil, serangkaian kuil, kapel, serta bangunan suci lainnya. Di mana sudah berdiri sebagai salah satu pusat keagamaan dan kekuasaan selama lebih dari 2.000 tahun.
Sejarah Karnak Temple di Mesir
Kuil ini dipersembahkan kepada dewa Amun-Ra. Ini merupakan dewa utama dari agama Mesir kuno, namun juga ada bagian yang didedikasikan untuk dewa-dewi lain, seperti Mut serta Khonsu.
Memiliki arsitektur monumental dan ukiran yang penuh detail, temple juga menjadi simbol kemegahan dan kekuatan Mesir kuno. Terutama, pada masa Kerajaan Baru, berikut penjelasan sejarah Karnak temple:
1. Asal Usul Kuil Karnak
Pembangunan temple dimulai pada sekitar tahun 2000 SM, di bawah dinasti kesebelas. Lalu, berlangsung hingga zaman Ptolemaik (sekitar abad pertama Masehi).
Awalnya, situs ini merupakan sebuah area kecil yang dipersembahkan kepada Amun, serta dewa matahari. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Karnak berkembang pesat menjadi kompleks keagamaan terbesar di Mesir.
Dinasti yang berkuasa pada periode ini, dapat dilihat dari aula, pilar, obelisk, dan patung. Tujuannya tentu untuk menghormati dewa Amun dan memperkuat posisi kekuasaannya.
Firaun saat itu ingin meninggalkan jejak di Karnak sebagai bukti kekuasaan dan kedekatannya dengan para dewa.
Sejarah Karnak temple pada masa Kerajaan Baru (1570-1070 SM) mengalami ekspansi besar-besaran di bawah pemerintahan terkemuka. Misalnya saja seperti Thutmose I, Hatshepsut, Amenhotep III, serta Ramses II.
Dalam periode tersebut, ternyata temple ini menjadi salah satu pusat keagamaan yang paling penting di Mesir. Di mana nantinya sudah memiliki dewa Amun-Ra yang dianggap sebagai dewa utama.
2. Struktur Kompleks Karnak
Kompleks situs ini mencakup beberapa area utama, yaitu kuil yang didedikasikan untuk Amun-Ra, Kuil Mut, serta Kuil Khonsu. Kompleks tersebut juga sudah memiliki beberapa elemen arsitektur luar biasa. Misalnya saja seperti Aula Hypostyle, Obelisk Hatshepsut, serta Danau Suci.
-
Aula Hypostyle
Salah satu bagian paling terkenal dari sejarah Karnak temple adalah Aula Hypostyle. Ini sebenarnya juga telah berhasil dibangun oleh firaun Seti I, lalu akan diteruskan oleh anaknya, Ramses II. Aula ini mencakup 134 kolom raksasa yang diatur dalam barisan, dengan tinggi kolom mencapai sekitar 21 meter.
Kolom tersebut ternyata dihiasi dengan relief yang menggambarkan firaun, dewa-dewa, dan upacara keagamaan. Aula tersebut juga dirancang untuk membuat para pengunjung takjub, sekaligus menciptakan suasana khidmat dalam upacara keagamaan.
-
Obelisk Hatshepsut
Salah satu obelisk terbesar di temple ini merupakan obelisk yang didirikan oleh Hatshepsut. Di mana saat itu dipimpin oleh Fir’aun pada abad ke-15 SM.
Obelisk ini merupakan simbol kekuasaan dan penghormatan Hatshepsut kepada Amun-Ra. Tingginya sekitar 30 meter, obelisk ini adalah salah satu obelisk terbesar yang masih berdiri di Mesir.
-
Danau Suci
Sejarah Karnak temple juga memiliki sebuah danau buatan lebih dikenal sebagai Danau Suci. Di mana digunakan oleh para imam dalam berbagai ritual keagamaan. Danau ini dianggap sebagai simbolisasi air purba (Nun), berasal dari kehidupan pertama kali muncul menurut mitologi Mesir.
3. Peran Keagamaan dan Politik Karnak
Karnak sendiri tidak hanya menjadi pusat keagamaan, namun juga berfungsi sebagai simbol politik dan kekuasaan. Firaun yang berkuasa seringkali memanfaatkan pembangunan di Karnak untuk memperlihatkan kekuatan serta hubungan erat dengan para dewa.
Dengan membangun kuil-kuil yang megah dan monumen-monumen raksasa, para firaun ingin menunjukkan bahwa penguasa tersebut sah, diberkati oleh Amun-Ra.
Selain sebagai tempat ibadah, situs ini juga menjadi tempat diadakannya berbagai festival keagamaan, yang paling penting adalah Festival Opet.
Dalam festival ini, patung dewa Amun-Ra akan diarak dari situs ke kuil Luxor dalam prosesi besar. Di mana akan menegaskan ikatan antara firaun dan dewa.
Sejarah Karnak temple juga menjadi pusat pendidikan dan kekuasaan para imam. Para pendeta yang bertugas di Karnak, terutama pendeta Amun. Di mana memegang kekuasaan yang jauh lebih besar dalam kehidupan religius serta politik Mesir.
Kekayaan yang dimiliki oleh kuil Amun membuat para imam memiliki pengaruh yang hampir sama besar dengan firaun itu sendiri. Hal tersebut terutama pada periode Kerajaan yang Baru.
4. Peran Karnak di Masa Akhir
Seiring dengan berjalannya waktu, sejarah Karnak temple mulai kehilangan kekuasaannya. Setelah invasi asing, terutama oleh Asyur dan Persia, bahkan pengaruh situs mulai menurun.
Selama periode Ptolemaic dan Kekaisaran Romawi, tentu situs ini tetap menjadi tempat ibadah penting. Namun, tidak lagi menjadi pusat kekuasaan seperti sebelumnya.
Kompleks situs tersebut tentunya juga mulai mengalami kerusakan selama periode tersebut. Banyak bangunan rusak atau dihancurkan akibat perubahan politik, perubahan agama, serta perubahan dalam arsitektur.
Ketika agama Kristen saat itu mulai menyebar di Mesir pada abad ke-4 M, kuil Mesir kuno seperti Karnak ditinggalkan. Sejarah Karnak temple saat ini terus dilestarikan oleh Masyarakat sekitar untuk menambah ilmu.